Posted by : Zulfikar Alfayed
Minggu, 01 September 2013
Tag :// England Football
Putus alur bola antara Lampard dan Ramires
Meski banyak menimba ilmu di Barcelona, sejak mulai dikenal dunia kala sukses merevolusi Porto, Jose Mourinho adalah pelatih paling doyan dengan formasi 4-2-3-1. Menyesaki sisi tengah lapangan untuk memenangi kunci pertandingan berarti harus mengumpulkan kombinasi pemain-pemain yang kuat dalam bertahan, mampu memenangi perebutan bola, pandai mengatur alur serangan dan mendistribusikan bola, serta dua sayap aktif yang kreatif.
Porto, Chelsea 2004-2007, Inter Milan, Real Madrid hingga kembali ke Chelsea lagi, pakem tersebut nyaris tak berubah. Jika kita ingin memahami bagaimana inti permainan The Blues, bisa kita lihat dari pertandingan melawan Hull City dan Aston Villa.
Di pekan pertama, lini tengah yang menjadi kelompok kecil dalam permainan Chelsea begitu mendominasi lapangan. Jika kita kerucutkan, dari starting line up yang dimainkan; Frank Lampard – Ramires – Eden Hazard – Oscar – Kevin De Bruyne – Fernando Torres menjadi enam pemain yang menjadi kelompok kecil yang mengawali serangan dan mengakhiri serangan.
Pequenas sociedades, di Amerika Latin kelompok kecil tersebut biasa disebut, paling banyak memegang peranan di lapangan. Cara paling mudah mengukurnya adalah jumlah passing antar pemain. Kontra Hull, tak hanya sukses andil dalam menjebol gawang lawan, Lampard dan Oscar juga menjadi pemain dengan usaha paling banyak membahayakan lawan.
Dan dari catatan jumlah passing antar pemain, Oscar-Hazard menjadi pass combination terbanyak dengan 15 kali passing. Selanjutnya, kombinasi Ramires – Lampard sebanyak 14 kali passing.
Nyaris sama saat sedikit lebih dibutuhkan kerja keras, London Biru menaklukkan Aston Villa.
Hanya menukar Kevin De Bruyne dengan Juan Mata dan Torres dengan Demba Ba, Mourinho memainkan pakem sama persis. Hasilnya, kombinasi Lampard – Ramires begitu dominan dengan total 48 passing, di mana Lampard mengirim 25 passing ke Ramires.
Entah bagaimana David Moyes berusaha meredam kombinasi lini tengah Chelsea untuk mematahkan rekor Mou yang tak pernah kalah kala bertemu dirinya.