Posted by : Zulfikar Alfayed
Minggu, 25 Agustus 2013
Pahlawan tanpa tanda jasa yang membantu mengembangkan sepakbola
Guru adalah figur yang tidak bisa dilepaskan dari dunia pendidikan. Tugas utama seorang guru adalah mendidik anak muda dengan pelajaran yang berguna untuk masa depannya. Guru juga merupakan potret orang tua seorang murid di sekolah. Pantas rasanya mereka diberi gelar ‘Pahlawan Tanpa Tanda Jasa’.
Namun kali ini spesial. Para mantan pengajar di sekolah ini turut berjasa dalam mengembangkan sepakbola. Ya, beberapa nama seperti Louis van Gaal dan Roy Hodgson dulunya merupakan seorang guru. Kini mereka tengah mengukir tinta emas di dunia persepakbolaan. Masih ada beberapa nama pelatih besar lagi dengan masa lalu seorang guru.
Penasaran? Berikut kami persembahkan, guru di dunia sepakbola seperti ditulis Guardian:
Rinus Michels
Mungkin nama ini terdengar asing bagi beberapa dari Anda. Namun, coba tanya ayah atau kakek Anda. Apabila mereka merupakan penggemar sepakbola tentu tidak akan asing dengan nama ini. Michels dikenal dunia sebagai ‘Bapak Total Football’. Dialah orang yang berjasa menanamkan paham ini di persepakbolaan Belanda dan kini dianut hampir semua tim di Eropa diciptakan oleh pelatih asal Belanda ini.
Ternyata, sebelum meraih sukses bersama Ajax, Barcelona dan timnas Belanda, Michels merupakan seorang guru olahraga. Lebih hebatnya lagi, ia mengajar olahraga di sekolah khusus anak-anak tuna rungu. Mungkin, kebaikan Michels ketika mengajar di sekolah itu terbayar ketika meniti karir sebagai seorang pelatih.
Guus Hiddink
Masih dari Negeri Kincir Angin kini ada nama Guus Hiddink. Pelatih yang dianggap memiliki sentuhan emas kala menangani timnas Korea Selatan dan Australia ini dulunya juga merupakan seorang guru olahraga untuk sebuah sekolah bagi anak-anak bermasalah.
Bahkan dalam otobiografinya Hiddink menyatakan bahwa melatih sebuah klub tak ubahnya mengajar anak-anak di tempat ia mengajar dahulu. “Aku memiliki murid dari berbagai latar belakang berbeda, bahkan ada beberapa yang kriminal. Sangat mudah mengumpakan pekerjaan tersebut dengan melatih klub sepakbola,” tuturnya di autobiografi tersebut.
Roy Hodgson
Nama kali ini datang dari daratan Britania. Pelatih timnas Inggris sekarang ini memiliki latar belakang yang sama dengan dua nama sebelumnya yaitu guru olahraga. Tapi lebih hebatnya, Hodgson tidak hanya mengajar di satu sekolah, tapi dua. Padahal, karirnya mengajar kala itu dilakukan di saat ia baru memulai karir kepelatihan.
“Setahun setelah ia berhenti mengajar kami, aku sedang membaca koran Shoot yang selalu memuat profil klub asing. Hari itu klub yang dimuat adalah klub Swedia, Halmstad. Di situ ada foto manajer mereka dan itu sangat mirip dengan Hodgson. Saat aku mengetahui itu adalah dia, aku sangat terkejut,” tutur salah seorang mantan muridnya, Ramzi Musallam.
Julie Fleeting
Nama terakhir mungkin terdengar asing bahkan bagi penikmat sepakbola Britania. Fleeting adalah pesepakbola wanita asal Skotlandia yang bermain untuk Celtic. Tidak adil rasanya memasukkan nama pesepakbola wanita di sini, karena bagi sebagian dari mereka bermain sepakbola hanyalah sampingan saja.
Tapi, ada satu hal yang patut diacungi jempol dari Fleeting. Ia sempat harus bolak-balik Skotlandia-London setidaknya sekali seminggu. Alasannya, saat itu ia bermain untuk Arsenal Ladies dan juga mengajar olahraga di sebuah sekolah di daerah Ayrshire. Karirnya di Arsenal Ladies pun cukup mentereng karena berhasil memenangkan banyak piala termasuk 8 trofi liga.