Posted by : Zulfikar Alfayed
Sabtu, 24 Agustus 2013
Tag :// Arsenal
Analisa kekalahan Arsenal dari Aston Villa, Sabtu (17/8) di Emirates Stadium.
Gagal meraih poin di pertandingan perdana juga dialami Arsenal pada musim 2000-2001. Namun badai cedera yang menerpa beberapa pemain usai dipermalukan Aston Villa di pekan perdana Premier League musim 2013-2014 jauh lebih mengancam nasib The Gunners selama beberapa pekan mendatang.
Jika melihat bagaimana penampilan pasukan London Merah akhir pekan lalu, Arsene Wenger seharusnya lebih khawatir melihat performa lini serang Arsenal. Dari data yang dicatat Opta, demi mengejar defisit gol, Arsenal melepas 15 usaha tembakan. Di mana yang mengarah ke gawang hanya 4 saja. Paling parah jika melihat cara Jack Wilshere cs. bermain. Entah ada hubungannya dengan pre-season di Jakarta, sebanyak 25 crossing yang dilepaskan ke depan kotak penalti Villa, hanya 4 saja yang berhasil menemukan pemain tuan rumah.
Namun jika melihat kinerja lini belakang, selain kartu merah kontroversial untuk Laurent Koscielny, sebenarnya tak buruk-buruk amat. Tercatat sebanyak 14 dari 27 usaha mereka berhasil menggagalkan serangan Christian Benteke cs.
Jika kondisi seperti ini, masalah utama sebenarnya hanyalah kualitas finishing sebuah serangan. Dari 4 shot on goal, hanya menghasilkan sebiji gol. Bandingkan dengan serangan Aston Villa. Tercatat mereka melepas 6 kali ancaman langsung mengarah ke gawang tuan rumah, di mana separuhnya mengubah skor. Tentu saja dari fakta ini, kita dengan mudah melihat bagaimana efektifitas serangan Villa.
Gol pembuka di menit ke-6 di sentuhan pertama, seakan menunjukkan perbaikan kualitas Olivier Giroud ketimbang musim lalu. Rupanya, predikat sebagai pembuang peluang tak hilang. Dari 6 kali usaha dirinya mendapatkan kesempatan melepas tembakan ke gawang, hanya sebuah tembakan saja yang mengarah ke gawang.
Dari fakta-fakta di atas, pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan Wenger tak hanya mencari pengganti Oxlade Chamberlain yang harus menepi selama enam pekan, Arsenal butuh penyerang pembunuh. Bukan sekedar pemain yang di posisikan di ujung formasi, namun selalu membuang-buang peluang.