Posted by : Zulfikar Alfayed Selasa, 28 Mei 2013


Jangan bantah: Heynckes, 68 tahun, memang pantas dipuja. Dia figur penting di balik kampiunnya Munich. “Dia benar-benar mengubah tim ini menjadi lebih bugar, seperti mesin dan dengan mentalitas yang hebat,” kata McClaren.
Heynckes memang menempa Munich jauh lebih bertenaga, dengan organisasi yang rapi dan dengan determinasi tinggi yang terus terjaga sejak menit pertama kick-off. Tempo partai puncak Liga Champions sangat tinggi, dibarengi dengan perlawanan hebat Dortmund.
Ada tontonan menghibur disitu, dari Wembley: cepat, determinan, kreatif dan tanpa henti. Ini berbanding terbalik dengan gaya Barcelona yang slow but sure, dengan passing yang sabar dan dengan possession yang indah meski kadang kerap membosankan.
10 i 2
Saya tidak tahu seperti apa wajah Munich musim panas ini ketika kursi Heynckes sudah diisi Pep Guardiola. Berubah frontal? Atau mungkinkah Guardiola hadir dengan perpaduan gaya Heynckes yang determinan, menusuk plus beautiful-football yang selama ini kita kenal sudah menjadi trade-mark Guardiola?
Entahlah. Itu soal nanti. Sama seperti kalau kita terus menduga-duga seperti apa masa depan Heynckes: benarkah dia mundur atau justru sebaliknya sang opa benar-benar kembali ke Santiago Bernabeu, menukangi Real Madrid.
Yang jelas, Heynckes adalah mastermind Munich dalam dua tahun terakhir, meski sebetulnya Heynckes sudah kerap keluar-masuk manajemen—diawali pada 1987 sampai dia datang lagi pada Maret 2011 menggantikan pos yang ditinggal Louis van Gaal dan membawa Munich bertengger di posisi kedua Bundesliga.
10 i 3
Heynckes membangun tim dengan gaya industri Jerman yang kental: kerja keras, total tanpa menepiskan kolegialitas yang hebat. Musim lalu, dia punya Toni Kroos dan David Alaba. Musim ini dia menghadirkan Javi Martinez, Mario Mandzukic, Dante untuk dikawinkan dengan Neuer, Lahm, Boateng, Schweinsteiger, Robben, Muller dan Ribery.
Ini tim yang secara komposisi sangat seimbang, padu, solid dengan materi pelapis yang juga tidak kalah dahsyatnya. Sebutlah Gomez, Shaqiri, Pizarro dan van Buyten.
Hasilnya hebat: Munich dominan di Bundesliga dan sudah juara ketika kompetisi masih bersisa enam pekan. Itu juga dengan bumbu 25 rekor-rekor statistik yang dimunculkan skuad Heynckes.
Hasilnya dahsyat: Munich memuncaki Liga Champions, mendapatkan trofi kelima dari sepuluh penampilan di final, dan membayar dua kegagalan pahit dalam tiga musim terakhir. Hasil yang menjadikan Heynckes pelatih keempat dalam sejarah Liga Champions yang pernah mendapatkan gelar juara dengan dua tim berbeda.
Trofi pertama Liga Champions Heynckes adalah bersama Real Madrid musim 1997-1998. Tiga nama lain adalah Ernst Happel (Feyenoord 70, Hamburg 83); Ottmar Hitzfeld (Dortmund 97, Munich 01) dan Mourinho (Porto 04, Inter 10).
10 i 4
Dalam usia 68 tahun 17 hari, Heynckes juga pelatih tertua kedua yang pernah memenangkan Liga Champions setelah Raymond Goethals dalam usia 71 tahun 232 hari membawa Marseille juara di Muenchen pada musim 1992-1993, mengalahkan AC Milan.
Ke mana sang mastermind? Ini juga teka-teki sebab Heynckes belum memberikan pernyataan resmi: mundur atau tidak. Satu sisi, dia dalam pembicaraan besar dengan Real Madrid, mengganti kursi yang ditinggal Mourinoh.
Sisi lain, Heynckess juga meninggalkan pekerjaan dan tekanan besar untuk Guardiola. Apalagi kalau Sabtu depan di Berlin, Munich mengalahkan Stuttgart dan jika itu terjadi akan ada tiga trofi berbeda dari musim yang sama yang berjejer di lemari Munich.
Nah!
10 i 5

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

About Me

- Copyright © 2013 The Gunners -Sao v2- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -