Posted by : Zulfikar Alfayed
Selasa, 17 Juni 2014
Satu tahun, dua kali mati. Mungkinkah?
Di bawah pimpinan Pep Guardiola dan dengan gaya bermain tiki-taka yang diterapkan oleh nama yang sama, FC Barcelona merasakan kejayaan dengan menguasai Eropa dan dunia. Empat belas gelar juara di tingkat domestik, kontinental, dan dunia adalah bukti nyata. Hebatnya, gaya bermain ini pun mampu membawa kejayaan untuk Tim Nasional Spanyol. Dua gelar juara Eropa pada tahun 2008 dan 2012, serta gelar juara Piala Dunia pertama untuk Spanyol pada tahun 2010 seolah menegaskan bahwa tiki-taka adalah rahasia keberhasilan dalam menguasai dunia.
Begitukah adanya? Bisa jadi. Namun jika pernyataan tersebut diucapkan di hadapan para pendukung Tim Nasional Belanda, maka Anda akan ditertawakan. Kecerdasan Louis van Gaal tak hanya mampu meredam kekuasaan tiki-taka, namun lebih dari itu. Belanda bahkan bisa sampai menghancurkan Spanyol dengan skor 5-1. Hebatnya, mereka melakukannya setelah terlebih dahulu tertinggal. Apakah kemenangan Belanda tersebut menjadi bukti bahwa tiki-taka telah mati? Apakah hal ini menjadi pertanda bahwa Spanyol telah habis?
Berkaca kepada Barcelona, jawabannya seharusnya ya. Di akhir kepemimpinan Pep, di musim terakhirnya di Barcelona, ia hanya berhasil menyumbang satu gelar saja. Sebuah pertanda. Diteruskan oleh Tito Vilanova, Barcelona tetap berhasil menjadi juara walau hanya di La Liga saja. Di Eropa, tiki-taka mereka dihancurkan oleh kegemilangan Bayern München dan manager mereka kala itu, Jupp Heynckes. Pertanda lainnya.
Ketakutan para pendukung Barcelona akan berakhirnya sebuah era akhirnya terbukti. Musim 2013/14, bersama Tata Martino, Barcelona tak mendapatkan gelar apapun. Lengkap sudah bukti yang menyebutkan bahwa tiki-taka telah mati. Mereka yang masih optimis, bagaimanapun, berkeras bahwa harapan masih ada. Harapan berjuluk La Furia Roja yang akan berlaga di Piala Dunia. Harapan yang, setelah melihat pertandingan pertama pemikulnya, memudar perlahan.
Tiki-taka Barcelona mati di tahun ini. Bukan tak mungkin hal yang sama juga akan terjadi kepada Tim Nasional Spanyol. Masih terlalu dini, memang, untuk mengklaim bahwa Spanyol tak bisa menjadi juara dan berkuasa lagi. Toh pada tahun 2010, mereka juga memulai Piala Dunia dengan sebuah kekalahan. Kita hanya tinggal menunggu hasil pastinya saja. Hasil yang mungkin baru akan kita dapatkan pada 13 Juli. Atau, bisa jadi, lebih cepat dari itu. Siapa yang tahu...