Posted by : Zulfikar Alfayed
Rabu, 30 Oktober 2013
Bukan sekedar kejutan di awal musim?
Pecinta Serie A seakan tak percaya kalau saat ini tim ibukota, A.S Roma belum terkalahkan di sepanjang Sembilan minggu. Kejutan tak berhenti sampai di situ, Serigala ibukota meraih pucuk kekuasaan dengan cara menang secara beruntun. Tak satupun hasil imbang mewarnai grafik pesaing Lazio ini. Kami memiliki lima faktor yang membuat I Giallorossi tampil bengis di musim ini.
Kedatangan Rudi Garcia
Ketika fans Roma merasa terselamatkan dengan datangnya kembali Znedek Zeman menggantikan Luis Enrique, drama belum berhenti di tahap itu. Meski sempat mengembalikan kepercayaan diri anak-anak ibukota, Zeman membuat suasana ruang ganti menjadi panas saat perseteruannya dengan pemain-pemain Senior.
Lalu datanglah pria Prancis bernama Rudi Garcia. Seorang pelatih yang usianya belum genap lima puluh tahun tapi telah memiliki nama besar di League 1 saat mempersembahkan trophy untuk Lille. Garcia mengisi kekosongan Enrique yang tak luwes dalam skema bermain dan menaruh jauh-jauh sifat totaliter yang biasa diperagakan Zeman. Intinya Garcia membuat suasana ruang ganti menjadi lebih kondusif.
Pemain belakang Roma Federico Balzaretti mengatakan bahwa kesuksesan Roma berasal dari kerja keras Garcia.
“Garcia menjalankan tugasnya dengan sangat baik selama pramusim, ada pelatihan tertentu yang diterapkan kepada kami, di mana membangun fondasi yang membuat kami bisa meraih banyak kemenangan,” ujar Balzaretti
“Garcia menjalankan tugasnya dengan sangat baik selama pramusim, ada pelatihan tertentu yang diterapkan kepada kami, di mana membangun fondasi yang membuat kami bisa meraih banyak kemenangan,” ujar Balzaretti
Mempertahankan Francesco Totti
Merasa karirnya hampir habis karena seringnya cidera dan factor usia, Francesco Totti sempat gundah Namun Garcia mengambil satu langkah cerdas dengan memperpanjang kontrak sang pangeran ibukota. Hasilnya, Totti telah menorehkan tiga gol, dua diantaranya dipersembahkan saat Il Lupi menghantam Internazionale di Giuseppe Meazza.
Dengan skuad yang rata-rata diisi muka baru, kepemimpinan Totti jelas sangat dibutuhkan. Kepercayaan Garcia dibayar lunas oleh Totti yang meski tengah dibalut cidera, tetap menyemangati rekan-rekan lainnya. Sebab Totti sadar Roma tengah dalam fase yang bergairah.
Dengan skuad yang rata-rata diisi muka baru, kepemimpinan Totti jelas sangat dibutuhkan. Kepercayaan Garcia dibayar lunas oleh Totti yang meski tengah dibalut cidera, tetap menyemangati rekan-rekan lainnya. Sebab Totti sadar Roma tengah dalam fase yang bergairah.
Pertanyaan pun muncul. Faktor apa yang menyebabkan Er Pupone bersedia terus merumput bersama Roma. Berikut adalah petikan wawancara Totti selepas kemenangan kontra Napoli
“Apa yang membuat saya bertahan di Roma? Hal itu adalah atmosfer yang selalu terbentuk di klub ini. Dan mengapa saya bisa memperpanjang kontrak musim ini? Semua karena jasa Rudi Garcia,” Ujar Totti
Perampingan para pemain bintang
Kepercayaan diri Garcia terlihat dari skuad yang kini menghuni deretan starting eleven. Pemain-pemain yang tak lagi memiliki passion tinggi atau sering berulah dipersilahkan untuk angkat kaki dari Olimpico. Maka ketika eksodus pemain kunci Roma seperti Erik Lamela,Martin Stekelenburg,Marquinhos dan Pablo Osvaldo, Garcia tampak tenang.
Bagi pelatih yang melambungkan nama Eden Hazard, etos kerja keras dan kekompakan adalah segalanya. Setelah ia menjual nama-nama tadi, uangnya ia belanjakan dengan pemain incaran yang menurutnya akan membawa kejayaan Roma seperti di tahun 2001.
Belanja cerdas di bursa transfer
Orang awam mungkin akan keheranan saat Garcia dengan berani memboyong Gervinho dari Arsenal. Karena bersama The Gunners, striker Pantai Gading lebih sering mengisi bangku cadangan. Namun sekarang lihatlah betapa menakutkannya aksi Gervinho.
Langkah berani Garcia lainnya adalah membeli Douglas Maicon. Publik dunia telah memvonis bahwa karir bek asal Brazil ini telah habis saat menjadi ‘bahan olok-olok’ Gareth Bale beberapa tahun silam. Belum lagi kepindahannya ke Manchester City yang nyaris tak semua orang memperhatikannya. Namun dengan sentuhan tangan dingin pelatih barunya, Maicon menunjukan karirnya belumlah habis.
Dua pembelanjaan cerdas lainnya adalah saat Garcia berhasil meyakinkan bintang masa depan Belanda Kevin Strootman yang saat itu tengah dibidik banyak klub. Morgan De Sanctis menjadi nama terakhir yang diboyong. Kiper veteran yang pernah membela Napoli sejauh ini baru kebobolan satu gol.
Skema permainan yang lebih atraktif
Garcia hanya melakukan sedikit penyesuaian. Dalam gaya bermain, dia mungkin lebih mirip dengan pendahulunya. Namun yang jadi pembeda adalah karena dia menitikberatkan pada gelombang serangan yang lebih massif.
Roma tengah menikmati formasi menyerang 4-3-3 atau 4-2-3-1 dengan filosofi gabungan ball positioning tiki-taka Spanyol dengan ciri khas serangan cantik Prancis seperti yang ia peragakan kala masih memegang tampuk kekuasan Lille. Gabungan pemain senior seperti De Rossi dengan youngster Kevin Strootman dan Miralem Pjanic jelas terbukti ampuh. Oh iya, kalaupun belum tuntas, Garcia masih memiliki stok serigala-serigala muda bernama Michael Bradley dan Alessandro Florenzi.