Posted by : Zulfikar Alfayed Jumat, 26 Juli 2013

Barca mencari evolusi, bukan revolusi
Resmi sudah Barcelona mempekerjakan orang Argentina bernama Gerardo Martino sebagai manajer baru sepeninggalan Tito Vilanova yang harus berjuang melawan kanker. Pelatih berumur 50 tahun ini memang mempunyai reputasi yang brilian di Amerika Selatan, tapi penunjukannya sebagai manajer Barca tentu masih mengejutkan banyak pihak. Apalagi ia belum berpengalaman sama sekali di Eropa.
Martino Ins1
Lionel Messi, tentu saja, gembira dengan penunjukannya sebagai manajer, sama sama kelahiran Rosario, pemain terbaik dunia empat kali berturut-turut menganggap penunjukan Martino sebagai kejutan yang bagus, “Ini sebuah kejutan sangat mengagumkan karena Martino dipilih untuk melatih tim,” ujarnya melalui akun twitter.
Kalau Messi sudah paham lebih dulu tentang Martino, punggawa Barca yang juga pemain timnas Spanyol ‘berkenalan’ dengan Tata ketika Piala Dunia di Afrika Selatan tiga tahun silam. Saat itu Martino yang menangani Paraguay hampir saja menyudahi langkah Spanyol di panggung dunia. Kalau saja penalti Cardozo tidak diselamatkan Iker Casillas dan David Villa tidak berhasil memanfaatkan peluangnya di menit 83, Spanyol pasti akan pulang dengan kepala tertunduk.
“Saya pikir dia akan cocok dengan gaya kami. Saya mengenalnya ketika berhadapan dengan Paraguay di Piala Dunia Afrika Selatan. Dia adalah manajer yang ideal,” kata Iniesta dikutip dari Marca.
Lalu siapakah sebenarnya pria yang akrab disapa ‘Tata’ Martino ini?
Berikut beberapa informasi mengenai pemain yang pernah mengecap karir La Liga bersama Tenerife yang kami kutip dari berbagai sumber.
ger-i
Meski tidak punya nama di Eropa, pecinta sepak bola dari seluruh dunia akan segera menyadari prestasi yang ditorehkannya di Amerika Selatan. Setidaknya dunia mengenal Martino sebagai pelatih Paraguay yang sukses membawa tim yang ‘bukan apa-apa’ menjadi diperhitungkan setelah masuk ke babak perempat final, meski harus ditaklukkan Spanyol. Perjuangan yang luar biasa mengingat mereka sempat terseok-seok di babak kualifikasi zona Amerika Selatan.
Tata juga membawa Paraguay ke final Copa Amerika tahun lalu setelah melewati hadangan tim besar dengan rekor Piala Dunia terbanyak, Brazil. Setelah membawa Paraguay menjadi kuda hitam di turnamen-turnamen besar, Martino kembali ke Argentina untuk menangani Newell’s Old Boys, klub yang ia bela selama selama 15 tahun karir sebagai pesepak bola.
Martino Ins4bDalam jajak pendapat fans klub, Martino terpilih menjadi salah satu pemain terhebat Newell’s yang bermain hampir di 500 pertandingan. Kata-kata Martino yang bisa diingat ketika itu adalah, bahwa ia merasa akan ‘mengkhianati sejarah” jika tidak kembali ke klub itu kala mereka membutuhkannya. Dan benar, mereka benar-benar membutuhkannya. Musim sebelum Martino datang, Newell’s Old Boys hanya bisa finish di peringkat 19 dan 18 berturut-turut Liga Primera Argentina, 32 poin liga selama 12 bulan jelas bukan catatan yang oke, apalagi setelah tiga pergantian manajer selama setahun.
Pada akhir tahun yang sama dengan ketika ia mengambil alih klub, orang Argentina ini membawa Newell’s lolos ke Copa Libertadores. Hanya gol babak penalti dengan Atletico Mineiro lah yang memisahkan pelatih Argentina dari partai final, keberuntungan tidak berpihak padanya. Meski mengaku sudah melakukan segalanya sebagai seorang manajer, Barcelona akan menjadi tingkat ujian yang sama sekali berbeda bagi dirinya.
Mencari pelatih dengan gaya yang cocok sudah pasti, bukan hanya klub Catalan yang melakukan itu. Tapi untuk menyadari apa yang sebenarnya petinggi Barca cari, ada perlunya melihat ke belakang nama manajer yang masuk daftar pengganti Tito Vilanova. Rival yang paling berat adalah mantan pelatih Barcelona B, Luis Enrique. Enrique gagal bersama klub Italia AS Roma, tapi ia sukses bersama La Masia. Ia adalah salah satu dari sedikit pelatih yang dinilai akan cocok dengan gaya permainan Blaugrana.
Melihat profil Enrique yang nyetel dengan Lionel Messi cs., jelas Barcelona tidak mencari revolusi yang buru-buru. Tim Catalan lebih memilih sebuah proses evolusi yang mulus. Martino dinilai cocok dengan kriteria yang dibutuhkan, seandainya dia bisa menerjemahkan metode yang ia miliki. Ada kesamaan antara pelatih yang mematenkan gaya bermain tiki-taka, Pep Guardiola dengan Tata Martino, gaya mereka berdua sangat dipengaruhi oleh metode Marcelo Bielsa. Sementara Guardiola hanya bisa mengagumi dari jauh, Martino bermain di bawah asuhan Bielsa di awal tahun 90an.
Tapi label dia adalah murid Bielsa tidak dapat dikatakan tepat. Martino sendiri mengklaim dirinya belajar dari tiga manajer, Jose Yudica, Jorge Solari, dan Marcelo Bielsa. Yudica merupakan pelatih yang membawanya juara bersama Newell’s di tahun 1987-1988. Ia mengajarkan Martino pentingnya penguasaan bola. Solari membawa Martino ke Eropa untuk bermain di Tenerife, ia mengajarkan kepadanya tentang manajemen. Dan Bielsa membawanya ke level yang baru, lebih daripada yang pernah ia lakukan sebelumnya.
Martino Ins2
Martino Ins3
Martino selalu percaya bahwa bolalah yang seharusnya berlari, bukan pemain, ia percaya menciptakan penguasaan bola akan selalu membuat sebuah tim menjadi ditakuti. Gaya permainan Martino yang lebih seimbang daripada para mentor membuatnya bahkan semakin mirip dengan gaya permainan Barca pada jaman Guardiola.
Seperti Barcelona, ia menikmati formasi 4-3-3 yang berubah menjadi 3-4-3 ketika menyerang. Di Newell, ia menempatkan Hernan Villalba pada posisi yang sama dengan Sergio Busquets. Bahkan ketika Guardiola menempatkan Messi sebagai false 9, Martino menempatkan Ignacio Scocco seorang playmaker yang diangkutnya dari Timur Tengah untuk menjadi striker paling mematikan di Amerika Selatan.
Newell di bawah Martino tidak pernah membiarkan musuh mendapatkan gol karena mereka tidak pernah bisa merebut bola. Di saat yang sama, ia juga menghancurkan lawan dengan kecepatan, tipu daya, dan gerakan yang bagus. Martino di gadang-gadang tidak akan kesulitan beradaptasi di Barcelona, sama seperti dia dengan mudah dapat beradaptasi dengan timnas Paraguay.
Tapi apakah bisa Martino cepat beradaptasi dengan ruang ganti yang berisikan pemain bintang? Tetapi setidaknya, memiliki pemain terbaik dunia yang bermain di sisinya sudah jadi permulaan yang bagus.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

About Me

- Copyright © 2013 The Gunners -Sao v2- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -