Posted by : Zulfikar Alfayed Rabu, 15 Mei 2013


Akankah final tahun ini merangsek ke daftar ini?
Mungkin kurang tepat jika menyebut tulisan ini sebagai daftar lima final Europa League terbaik karena apa yang masuk di sini adalah pertandingan-pertandingan yang terjadi kala kejuaraan ini masih bernama UEFA Cup. Namun apalah arti sebuah nama.
Untuk membantu Anda mempersiapkan diri menghadapi final UEFA Europa League, sembari barangkali membawa Anda berandai-andai akan pertandingan final yang seru, kami hadirkan daftar lima final terbaik Europa League… Atau UEFA Cup.\
5. Ipswich Town 5-4 Alkmaar Zaanstreek, 1980/81
Di Olympic Stadium, Amsterdam, Ipswich dihancurkan dengan skor 4-2 oleh AZ. Gol cepat dari Frans Thijssen membawa Ipswich unggul, namun AZ hanya membutuhkan waktu tiga menit untuk membalas lewat Kurt_Welzl. Tuan rumah malah berbalik unggul via John Metgod dan walaupun John Wark mampu menyamakan kedudukan, gol-gol dari Pier Tol dan Jos Jonker membuat AZ keluar sebagai pemenang.
Beruntung itu terjadi di leg kedua dan di Portman Road, Ipswich menang dengan skor 3-0 lewat Wark, Thijsen, dan Paul Mariner.
4. Bayer Leverkusen 3-3 Espanyol, 1987/88
Pertandingan final dua leg masih menjadi penentu peraih gelar juara kala itu. Leg pertama yang digelar di Estadi de Sarria berakhir dengan kemenangan 3-0 bagi Espanyol, memaksa Leverkusen berada di posisi yang sulit. Tapi itu tak berarti bahwa Leverkusen sudah mengibarkan bendera putih. Di Ulrich Haberland Stadion, mereka menyarangkan jumlah gol yang sama untuk memaksa terjadinya babak tambahan yang tak kunjung menghasilkan gol.
Adu tendangan penalti kemudian menjadi jawaban. Setelah di dua usaha pertama Espanyol terlihat memegang kendali karena Pichi Alonso dan Job berhasil mencetak gol sementara Ralf Falkenmayer gagal dan Wolfgang Rolff membalas kesalahan rekannya, Espanyol melempem. Santiago Urquiaga, Manuel Zuniga, dan Sebastián Losada gagal sementara Herbert Waas dan Klaus Täuber mampu menaklukkan Thomas N’Kono.
3. SSC Napoli 5-4 VfB Stuttgart, 1988/99
Tak perlu waktu lama bagi dunia untuk kembali menyaksikan drama di final UEFA Cup. Setahun sejak kemenangan dramatis Leverkusen, tim Jerman kembali terlibat dalam sebuah pertandingan final yang seru. Sayang, publik Jerman kali ini menjadi korban.
Di San Paolo, dua gol dari Diego Maradona dan Careca hanya mampu dibalas oleh satu gol dari Maurizio Gaudino. Napoli terbang ke Jerman dengan kondisi yang lebih baik. Di Neckarstadion enam gol tercipta. Tiga untuk masing-masing tim. Sebuah kondisi yang membuat Napoli merengkuh gelar juara dengan keunggulan satu gol.
2. Sevilla 2-2 Espanyol, 2006/2007
Masing-masing tim mencetak gol di 30 menit pembuka pertandingan, menjadikan Hampden Park sebagai saksi bisu akan serunya saling serang yang dilakukan oleh dua tim Spanyol di tanah para Highlander. Laporan resmi UEFA menyebutkan bahwa secara keseluruhan, kedua kubu melepaskan 43 kali tembakan.
Sial sempat menimpa Espanyol. Walaupun tetap mampu mempertahankan skor di level yang setara kendati bermain dengan sepuluh orang sejak menit ke-70, Sevilla yang berhasil mencetak gol di menit ke-105 membuat segalanya hancur… hingga kemudian muncul sosok Jonatas Domingos yang kembali membawa Espanyol menyamakan kedudukan di menit ke-115. Adu penalti tak terelakkan.
Namun Sevilla memang ditakdirkan untuk menjadi juara. Dari empat penendang yang ditugaskan oleh Espanyol, hanya Walter Pandiani yang bisa melaksanakan tugasnya dengan baik. Sebuah kondisi yang membuat Andres Palop muncul sebagai pahlawan sebenarnya.
1. Liverpool 5-4 Deportivo Alaves, 2000/2001
Liverpool dan Deportivo Alaves akhirnya membuat UEFA mampu membuktikan bahwa keputusan mereka pada tahun 1998 untuk mengganti sistem final dua leg dengan final satu leg demi terciptanya pertandingan yang lebih seru terjadi. Liverpool berhasil menjadi juara lewat sebuah golden goal.
Babak pertama berakhir dengan skor 3-1, membuat Liverpool berada di jalur yang tepat untuk menjadi juara. Tapi tidak menurut Javi Moreno yang mencetak brace dalam waktu lima menit saja. Robbie Fowler yang masuk dari bangku cadangan kemudian mencoba menjadi pahlawan dan ia berhasil ketika pertandingan tersisa 15 menit saja. Dua menit tersisa, Jordi Cruyyf memperpanjang napas timnya di Westfalenstadion.
Namun Deportivo Alaves membuat diri mereka sendiri kalah. Dua kartu merah membuat Liverpool berada di atas angin dan golden goal yang mereka cetak sebenarnya tercatat atas nama pemain Alaves. Ya. Sebuah gol bunuh diri. A golden 0wn goal.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2013 The Gunners -Sao v2- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -