Posted by : Zulfikar Alfayed
Senin, 08 April 2013
Tag :// England Football
Sebelum musim dimulai, tak akan ada yang mengira Manchester United akan begitu jumawa di hadapan Manchester City.
Sebagai juara bertahan, tertinggal 15 poin dari rival perbutan gelar dan seteru abadi bukanlah sesuatu yang gampang dicerna dengan akal sehat. Faktanya, jarak antara United dan City nyaris sama dengan jarak antara City dengan West Bromwich Albion di posisi delapan.
Bahkan, kesenjangan tersebut bisa benar-benar sama andai kata The Citizens takluk dari The Red Devils, Senin (8/4). The Noisy Neighbor pun kian terancam menjadi juara bertahan paling gagal sepanjang sejarah pelaksanaan Liga Primer Inggris.
City masih harus lebih buruk dari Blackburn Rovers pada musim 1995/1996 untuk merebut penghargaan yang sama sekali tak prestisius ini. Usai merebut gelar Liga Primer Inggris pertamanya pada musim 1994/1995, Blackburn terkapar di akhir musim berikutnya dengan tertinggal 21 poin di belakang juara kala itu, United.
Dengan pencapaian semacam itu, Blackburn pun hanya mampu menyelesaikan perjalanannya pada musim 1995/1996 di pos ketujuh. City? Well, hingga saat ini tim asuhan Roberto Mancini ini masih lebih baik dengan bertengger di posisi runner-up.
Jika Anda sempat mencuri pandang ke klasemen sementara liga-liga papan atas Eropa saat ini, maka hanya Borussia Dortmund-lah tim peringkat kedua yang lebih buruk dari The Citizens. Die Borussen – sang juara bertahan – berada 20 poin di belakang pemuncak klasemen sekaligus perengkuh gelar Bundesliga ke-23 sepanjang sejarah klub, Bayern Munchen.
Lantas, apa sebenarnya penyebab tim kaya bergelimpangan dana dari Timur Tengah ini bisa terjerembab? Mengapa klub dengan status juara bertahan ini malah tertinggal 15 poin di musim berikutnya? Inilah dua alasan yang bisa kami temukan.
Kebijakan Transfer Pemain
Kita mulai dari pembelian pemain. Lebih spesifik disebut dengan nama Robin van Persie. Manajer asal Italia bahkan merasa van Persie menjadi faktor pembeda antara timnya dan sang rival. “United membeli van Persie, yang mencetak banyak gol penting. Itulah alasan mengapa mereka akan memenangi gelar ini, bukan karena mereka bermain lebih baik dari kami,” jelas Mancini.
“United adalah tim yang bagus, tetapi van Persie menjadi faktor pembeda. Tahun lalu, kami memenangi gelar dengan keunggulan gol. Kami pantas memenangi gelar. Tetapi kami memiliki tim yang sama dan mereka memiliki van Persie. Hal tersebut menjadi kunci keunggulan mereka.”
Ya, kehadiran sosok pahlawan yang mengantar Arsenal lolos ke Liga Champions musim lalu memang sangat signifikan bagi kubu Old Trafford. Walau disebut-sebut tengah mengalami krisis gol dalam beberapa pertandingan terakhir, kita tak bisa melupakan kontribusinya kepada United dari awal musim hingga saat ini.
Sejak ditarik keluar dari Emirates Stadium dengan tebusan 24 juta Poundsterling musim panas lalu, pria Belanda ini telah menceploskan 23 gol untuk The Red Devils dari 33 penampilan di seluruh kompetisi. Di Liga Primer Inggris, ia telah mencetak 19 gol.
Performa pemain berusia 29 tahun ini di paruh awal musim sangat mengagumkan. Selama 10 pertandingan berturut-turut pada bulan November 2012-Januari 2013, van Persie menorehkan 10 gol, termasuk gol penentu kemenangan melawan City dan Liverpool.
Namun, bila menyebut van Persie sebagai satu-satunya faktor pembeda, Mancini tak sepenuhnya benar. Faktanya, di Liga Primer Inggris, 19 gol RvP hanyalah 27,1 % dari total produktivitas United musim ini, yakni 70 gol ke gawang lawan.
Sebenarnya, kebijakan transfer yang diambil oleh Mancini musim ini juga kurang efektif. Ia menghabiskan total 54 juta Poundsterling untuk memboyong nama-nama seperti Jack Rodwell, Scott Sinclair, Matija Nastasic, Maicon dan Javi Garcia. Dua nama pertama bahkan hampir menelan setengah biaya transfer yang dikeluarkan oleh The Citizens musim ini. Pembuktian kualitas mereka bersama City? Masih nihil.
Kabarnya, sejumlah jaringan Mancini tersebut adalah pembelian darurat karena gagal mendapatkan target sesungguhnya. Sebut saja Garcia. Pemain ini diboyong dari Benfica di hari terakhir bursa transfer sebagai pilihan kedua setelah Javi Martinez memilih untuk hengkang dari Athletic Bilbao ke Bayern.
Bandingkan dengan belanja tepat akurat ala Sir Alex Ferguson. Dana 47 juta Poundsterling cukup untuk membawa van Persie, Shinji Kagawa, Nick Powell, Alexander Buttner dan Angelo Henriquez. Meski tiga nama terakhir belum menunjukkan kontribusi berarti – Henriquez bahkan dipinjamkan ke Wigan Athletic – dana-dana tersebut tampaknya baru akan menunjukkan dalam beberapa musim ke depan.
Inkonsistensi Lini Depan
“Tak ada yang bermain dengan baik melawan United karena mereka bermain dengan rasa takut. Setiap tim yang melawan United bermain lembut karena mereka pikir laga begitu sulit dan tak bisa mengalahkan United. Itu tidak benar. Jika Anda bermain dengan sungguh-sungguh melawan United, maka Anda bisa menaklukkan mereka seperti mereka bisa mengalahkan kami.”
Begitulah pernyataan Mancini yang merasa bahwa tim-tim di Liga Primer Inggris sudah kalah sebelum bertanding setiap kali berhadapan dengan United seperti. Termasuk tim asuhannya? Atau hanya alasan semata? Entahlah.
Daripada menyalahkan tim lain, Mancini seharusnya bisa lebih baik dalam membenahi tim penuh bintang berstatus juara bertahan. Penampilan mereka jauh dari kata konsisten bila dibandingkan dengan musim lalu, terutama soal jumlah gol – faktor yang membuat mereka berjaya musim lalu.
Musim lalu, The Citizens mengakhiri musim sebagai tim pemilik lini serang dan bertahan terbaik sembari mengangkat gelar Liga Primer Inggris. The Red Devils harus puas menempati posisi kedua dalam segala hal.
Kali ini, City memang masih memiliki rekor pertahanan terbaik: bobol 26 kali. Soal produktivitas gol, City hanya berada di peringkat kelima: 55 gol. United? Kali ini mereka menjadi pencetak gol terbanyak lewat 70 gol dengan rekor paling sedikit kebobolan di bawah City: bobol 31 kali.
Lini depan City tak setajam musim lalu. Sergio Aguero yang kerap dirundung cedera dan kepergian Mario Balotelli – pencetak 15 gol musim lalu – disadari benar oleh Mancini sebagai salah satu penyebab tumpulnya lini serang mereka. Tiga striker utama mereka belum ada yang melewati angka 15 dalam koleksi gol musim ini. Trio Edin Dzeko (12 gol), Carlos Tevez (10 gol), Sergio Aguero (9 gol) hanya berhasil menciptakan 31 gol.
Sebenarnya saya ingin memasukkan alasan “rasa-sakit-hati-karena-peristiwa musim-lalu” sebagai alasan ketangguhan United di Liga Primer Inggris musim ini. Tapi sepertinya sudah banyak yang paham soal hal tersebut.
Lagipula, seandainya United takluk pada laga Derbi Manchester edisi ke-165 ini, City masih harus banyak berdoa agar tim asuhan Ferguson lebih sering tersandung di enam pertandingan tersisa. Harapan paling besar bisa mereka gantungkan pada Arsenal dan Chelsea. Sisanya? The Citizens harus terus menang dan beharap doa mereka efektif.
Source: http://www.supersoccer.co.id/liga-inggris/mengapa-city-bisa-tertinggal-15-poin-dari-united/