Posted by : Zulfikar Alfayed Kamis, 25 April 2013


Entah Mou yang tak belajar, atau memang Dortmund tak pernah tergoyahkan dengan apa yang terjadi di luar pertandingan.
Tahun ini, Jerman rupanya bukan negara yang ramah terhadap perwakilan Spanyol. Setelah Barcelona bibuat pontang-panting oleh Bayern Munchen, Borussia Dortmund lewat arahan mantan manager Mainz yang baru pertama kali merasakan semifinal Liga Champions melakukan hal yang sama kepada perwakilan Spanyol lainnya; tim dengan raihan gelar Liga Champions terbanyak yang dilatih oleh seorang pria Portugal yang sudah tujuh kali sampai di putaran ini: Real Madrid.
Jika dibandingkan dengan Barcelona di pertandingan kemarin, Real Madrid jelas terlihat lebih baik. Walaupun gol mereka tercipta berkat blunder dari Mats Hummels, Madrid bagaimanapun sempat beberapa kali mengancam Roman Weidenfeller. Umpan manis Mario Götze yang tak akan lagi berseragam Dortmund pada musim depan datang untuk dikonversi oleh Robert Lewandowski tepat setelah ancaman pertama hadir dari drive yang dilakukan oleh Marco Reus. Cristiano Ronaldo toh hanya membutuhkan waktu kurang dari satu babak untuk menyamai rekor Marouane Chamakh dan membuat seisi Westfalenstadion merasa was-was akan kebangkitan El Real. Gol di penghujung babak pertama seringkali membawa kekuatan magis tersendiri.
Perasaan khawatir yang segera sirna di permulaan babak kedua kala Lewandowski yang pada tahun 2010 lalu hampir merapat ke Blackburn Rovers, melengkapi trigolnya. Belum lagi babak kedua berjalan sepuluh menit, Madrid yang merasakan asa kebangkitan lewat gol penyeimbang di akhir babak pertama harus kembali remuk oleh orang Polandia yang sama. Sepanjang sejarah berdirinya Madrid dan Liga Champions, Lewy resmi menjadi pemain pertama yang mampu mencatatkan hattrick ke gawang El Real di kejuaraan ini.
Seolah belum cukup, dorongan yang dilakukan oleh Xabi Alonso terhadap Marco Reus yang berdiri lebih dekat ke gawang juga dimanfaatkan olehnya. Dengan kepercayaan diri tinggi, bola ia arahkan ke tengah dan ia lesakkan dengan kekuatan penuh. Diego López yang sudah kadung salah arah hanya bisa pasrah melihat bola empat kali bersarang di gawangnya. Di satu stadion yang sama. Di sebuah pertandingan yang sama. Diiringi oleh luapan kegembiraan yang sama.
Dan itulah selebrasi gol terakhir yang terjadi di pertandingan ini. Hingga peluit akhir dibunyikan dan pemain Borussia Dortmund larut dalam perayaan sementara pasukan Madrid meratapi kegagalan, tak ada lagi gol yang tercipta. Hasil yang baik bagi Dortmund, namun tak serta merta berarti buruk bagi Madrid. Jika saja tiga gol mampu diciptakan di Santiago Bernabeu, maka Wembley di bulan Mei nanti bukanlah mimpi.

Susunan pemain
Borussia Dortmund: Weidenfeller, Piszczek (Grosskreutz 83′), Subotic, Hummels, Schmelzer, Gündogan (Schieber 89′), Bender, Blaszczykowski (Kehl 82′), Götze, Reus, Lewandowski.
Real Madrid: López, Ramos, Pepe, Varane, Coentrão, Khedira, Alonso (Kaká 80′), Özil, Modric (Di María 68′), Ronaldo, Higuaín (Benzema 68′).

Source: http://www.supersoccer.co.id/sepakbola-internasional/borussia-dortmund-4-1-real-madrid/

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2013 The Gunners -Sao v2- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -