Posted by : Zulfikar Alfayed
Sabtu, 25 Mei 2013
Tag :// Champions League
Laga antara Borussia Dortmund dan Bayern München merupakan pertandingan keempat yang mempertemukan dua tim dari negara serupa.
Duel antara Die Borussen dan Die Roten memang menjadi final antarklub Jerman perdana di pentas Liga Champions. Namun, jika bicara soal final antarnegara, maka Dortmund dan Bayern hanya terhitung sebagai partai keempat. Wakil dari Spanyol, Italia dan Inggris sudah lebih dahulu merasakan apa yang Jerman rasakan sekarang.
Real Madrid 3 – 0 Valencia, 24 Mei 2000
Partai final Liga Champions musim 1999/2000 merupakan tempat di mana sejarah tercipta. Untuk kali pertama, dua tim dari negara yang sama, Spanyol, saling beradu di laga pamungkas. Namun, Real Madrid ternyata jauh lebih awam dengan laga seperti ini dan sukses merengkuh gelar Eropa kedelapan mereka.
Los Blancos memenangi titel prestisius ini dengan meyakinkan melawan Valencia, yang dalam perjalanan ke Stade de France sempat mempermalukan juara La Liga ketika itu, Barcelona, dengan skor agregat 5-3 di babak semi-final. Gol dari Fernando Morientes, Steve McManaman dan Raul Gonzalez mengakhiri asa Los Che menjuarai Liga Champions untuk pertama kalinya.
AC Milan 0 – 0 Juventus (Adu Penalti: 3-2), 28 Mei 2003
Inilah laga final kedua Liga Champions yang mempertemukan tim dari dua negara yang sama. Kali ini klub Italia-lah yang saling beradu di partai puncak. Juventus saat itu lolos ke Liga Champions dengan status juara Serie A, sementara AC Milan hanya finis di peringkat keempat – berselisih 16 poin dari I Bianconeri – dan harus melalui tahap kualifikasi.
I Rossoneri sempat mencetak gol lewat Andriy Shevchenko. Tetapi, keberadaan Rui Costa di jalur penglihatan Gianluigi Buffon sekaligus posisi offside membuat torehan tersebut dianulir. Setelah itu tak ada gol yang tercipta hingga babak perpanjangan waktu berakhir dan memaksa adu penalti kontroversial diadakan.
Tayangan ulang menunjukkan bahwa kiper Milan, Dida, sudah lebih dahulu keluar dari garis gawang saat menyelamatkan eksekusi penalti David Trezeguet, Marcelo Zalayeta dan Paolo Montero. Gianluigi Buffon pun melakukan hal serupa saat menggagalkan upaya Clarence Seedorf dan Kakha Kaladze. Di akhir adu penalti, Andriy Shevchenko sukses memberi trofi Liga Champions keenam bagi Milan.
Manchester United 1 – 1 Chelsea (Adu Penalti: 6-5), 21 Mei 2008
Untuk kali ketiga, final Liga Champions menyajikan pertempuran antara dua klub dari negara yang sama. Tetapi, bagi Inggris, ini adalah kali pertama. Manchester United berhak lolos ke Liga Champions dengan status juara Liga Primer Inggris, sementara Chelsea berada di peringkat kedua dengan selisih dua poin saja.
Cristiano Ronaldo membuka keunggulan The Red Devils pada menit ke-26 sebelum Frank Lampard menyamakan kedudukan di menit-menit akhir babak pertama. Skor ini bertahan hingga extra time. Di babak perpanjangan waktu, kedua tim silih berganti menyerang.
Namun, peristiwa yang paling menjadi sorotan adalah tamparan Didier Drogba ke wajah Nemanja Vidic. Pemain Pantai Gading ini akhirnya harus rela menerima kartu merah. Tanpa gol tambahan tercipta, adu penalti terpaksa dilangsungkan.
Ronaldo nyaris berstatus from hero to zero saat gagal menjalankan tugas untuk menaklukkan Petr Cech. Namun, momen dramatis John Terry menyelamatkan pemain Portugal tersebut dari insiden yang mungkin tak akan ia lupakan sepanjang hidup.
Kapten Chelsea ini memegang kendali saat bersiap mengeksekusi penalti. Jika berhasil, The Blues juara. Jika gagal, adu penalti berlanjut ke babak sudden death. Hasilnya? Pria yang saat itu berusia 27 tahun terpeleset dan tak berhasil melaksanakan tugas. Edwin van der Sar pun pada akhirnya sukses menepis eksekusi Nicolas Anelka dan membawa United memenangi trofi Liga Champions untuk ketiga kalinya.
Source: http://www.supersoccer.co.id/sepakbola-internasional/sejarah-final-satu-negara-di-liga-champions/