Posted by : Zulfikar Alfayed Senin, 13 Mei 2013


Finally, Paris Saint-Germain juara Ligue-1, dua pekan sebelum kompetisi level atas Liga Prancis ini usai. Dan ini gelar ketiga mereka sejak berdiri Agustus 1970, gelar yang diperoleh setelah penantian 19 tahun.
Gelar yang diperoleh berkat gelimang jutaan Euro. Les Parisien berpesta.
Enam musim terakhir, Ligue-1 menghasilkan juara berbeda. Tapi gelar yang didapatkan Paris Saint-Germain (PSG) beda rasa. Mereka hampir 20 pekan bertengger di puncak klasemen dan punya Zlatan Ibrahimovic dengan koleksi 27 gol—menyamai pencapaian gol Jean-Pierre Papin yang bertahan 22 tahun.
Ibra pula – yang melakoni musim penuh warna di Prancis — bersama Thiago Silva dan Blaise Mautidi menjadi roket PSG dalam nominator Pemain Terbaik Liga Prancis, ‘mengeroyok’ Pierre Emerick Aubameyang (St.Etienne)—hasilnya diumumkan pada 19 Mei nanti.
Ini memang buah dari revolusi yang dilakukan Qatari Sports Invesments (QSI) ketika ‘Si Boss’ Nasser Al-Kelaifi menggelontorkan dana operasional sekitar 300 juta Euro – dua kali lipat dari jumlah yang dikeluarkan Lyon, klub terkaya kedua di Prancis — untuk memoles PSG.
Jumlah itu untuk menghadirkan Sport-Director yang kharismatis, Leonardo de Araujo; mendatangkan Carlo Ancelotti, Ibra, Thiago Silva, Matuidi, rising-star Marco Verratti termasuk marketing-icon David Beckham. Belum lagi bicara soal investasi jangka panjang: renovasi Parc des Princess, fasilitas latihan, Akademi PSG, dan memperluas jaringan komunitas.
Tapi uang, gelimang jutaan Euro, bukanlah segalanya. Al-Khelaifi, pria Qatar yang ambisius itu percaya betul jika kunci sukses juara PSG adalah kolektivitas dan kolegialitas: “this is amazing-team with amazing supporters.”
Klimaksnya mencuat Senin pagi tadi ketika tim bentukan Ancelotti yang dibangun dengan konsep kolektivitas, mengawali pesta juara mereka di Stade Gerland. Itu ketika gol tunggal Jeremy Menez menit 53 – assist Thiago Silva, membobol gawang Anthony Lopes, membungkam Lyon 1-0 dan memastikan PSG mengunci gelar.
Ancelotti happy. Saya merasakan suka-citanya saat menonton live Lyon vs PSG di B-Channel. Ancelotti, yang juga masuk nominasi Pelatih Terbaik, pun sudah tidak sabar kembali ke ibukota, merayakan sukses ini bersama supporter PSG dan warga Paris, ibukota Prancis dengan penduduk sekitar 10 juta jiwa itu.
Matuidi, gelandang fenomenal PSG menyebut, semua ini didapat tidak dengan mudah. “Kami bermain di musim yang hebat dengan pemain-pemain hebat seperti Ibra, Thiago Silva dan Thiago Motta,” katanya.
Yup. Ancelotti, Matuidi, Ibra, Thiago Silva, Mananda dan Motta memang kunci sukses PSG. Mereka menjadi tulang punggung tim. Mereka menjadi poros penting untuk membawa PSG merebut mahkota League-1 meski semua nama lain termasuk Alhonse Areola yang tidak pernah main satu menit pun, juga menjadi bagian sukses PSG.
Beckham? Datang Januari lalu dengan status free-transfer, dan sejauh ini baru beredar 236 menit lewat 8 caps (hanya sekali sebagai starter), suka atau tidak ikut mendongkrak popularitas PSG—setidaknya sebagai marketing-tools yang dahsyat.
Gelar juara PSG sekaligus membawa Beckham pun mencatat rekor: pemain Inggris pertama yang pernah merebut gelar juara liga di empat Negara berbeda, mengikuti suksesnya di Premier League, La Liga dan Amerika Serikat.
Dan percayalah, Beckham magnet penting. “Beckham, Ancelotti, Ibrahimovic dan semua skuad PSG telah membuat kota Paris makin gemerlap,” sebut Bertrand Delanoe, walikota Paris.
Beckham pun, versi Al-Khelaifi, kontraknya sangat mungkin diperpanjang. Sama seperti Ibra, Ancelotti, Thiago Silva, Matuidi, Verratti The New Pirlo—nama-nama yang akan membawa PSG melaju ke Liga Champions 2013-2014, musim kedua beruntun mereka.
Klop sudah. Gelimang uang, kolektivitas dan totalitas telah mengembalikan PSG ke jalurnya; jalur juara.

Source: http://www.supersoccer.co.id/sepakbola-internasional/psg-lebih-dari-sekedar-gelimang-uang/

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2013 The Gunners -Sao v2- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -