Posted by : Zulfikar Alfayed
Kamis, 18 April 2013
Tag :// England Football
Foy, Webb, dan Clattenburg punya cerita masing-masing pada pertandingan yang mereka pimpin akhir pekan lalu.
Ada sejumlah kejadian menarik yang mewarnai laga di Premier League dan Piala FA akhir pekan lalu. Kali ini bukan datang dari para pemain atau manajer klub, melainkan dari sang pengadil lapangan. Beberapa menjadi sorotan karena keputusan kontroversialnya, sementara yang lain melakukan hal yang cukup konyol untuk wasit yang dianggap sudah memiliki jam terbang tinggi dalam memimpin sebuah pertandingan besar.
Ya, para pengadil lapangan akhir pekan lalu yang menjadi subjek pembicaraan adalah Howard Webb, Chris Foy dan Mark Clattenburg. Ketiganya merupakan wasit terbaik dari Liga Inggris bahkan FIFA dengan segudang prestasi dan pengalaman.
Dimulai dari wasit berkepala plontos, Webb. Pada akhir pekan lalu, ia ditunjuk untuk memimpin laga yang bertajuk Tyne-Wear Derby antara Newcastle United kontra Sunderland. Pertandingan yang berlangsung di St. James Park berakhir dengan kekalahan untuk tuan rumah. Namun, selepas pertandingan Webb menuai kritik keras atas sejumlah keputusan yang dibuatnya.
Wasit yang pernah memimpin final Piala Dunia dianggap melakukan beberapa keteledoran. Insiden pelanggaran pada Danny Graham di kotak penalti Newcastle luput dari perhatiannya. Ia juga tak mengeluarkan kartu merah atas pelanggaran keras yang dilakukan Yoan Gouffran terhadap Adam Johnson. Selain itu, kedua asistennya juga tak mengesahkan gol Papiss Cisse.
Atas sejumlah ‘kekhilafan’ yang dilakukan, wasit 41 tahun harus rela ‘turun kasta’. Ia dan kedua asistennya menerima hukuman degradasi ke kompetisi League One, yang notabenenya adalah kompetisi ketiga di Inggris.
Mungkin, nasib Chris Foy sedikit lebih beruntung daripada Webb. Wasit 50 tahun diminta untuk memimpin pertandingan semifinal Piala FA di Wembley Stadium yang mempertemukan Chelsea dan Manchester City. Dalam pertandingan yang berlangsung pada Minggu (14/4), ia tak memberikan hukuman apapun pada Sergio Aguero yang menginjak bek The Blues David Luiz dengan dua kakinya.
Setelah insiden itu pasukan Rafael Benitez hanya dihadiahi tendangan bebas.Foy dianggap melihat kejadian tersebut dan FA tidak akan menyelidiki kembali rekaman video yang menunjukkan tindakan kasar Aguero.
Cerita berbeda datang dari wasit termuda di Liga Inggris, Clattenburg. Penempatan posisi yang sempurna, deteksi segera, dan tindakan cepat dianggap sebagai ciri khas yang dimiliki wasit 38 tahun. Namun, dibalik itu semua, Clattenburg sempat melakukan hal yang bisa dianggap konyol bagi wasit sekelas dirinya.
Bagaimana tidak? Ia hampir saja meloloskan punggawa Reading Danny Guthrie dari hukuman saat melakukan pelanggaran kepada pemain Liverpool. Pasalnya, saat akan mengeluarkan kartu dari sakunya, yang terjadi adalah tak ada apapun yang ia bawa. Ia pun segera berlari ke pinggir lapangan untuk meminta kartu kuning kepada salah seorang ofisial pertandingan.
Tentu kejadian ini sangat memalukan bagi seorang wasit sekelas Clattenburg mengingat kartu adalah hal yang paling penting untuk dipersiapkan oleh seorang wasit sebelum memimpin jalannya pertandingan.
So, itulah beberapa cerita dari para sang pengadil lapangan di kompetisi negeri Ratu Elizabeth akhir pekan lalu. Tentu semua orang berharap mereka akan menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya dan memberikan keputusan seadil mungkin. Namun, tak dapat dipungkiri, wasit juga manusia biasa yang terkadang tak luput dari kesalahan.
Source: http://www.supersoccer.co.id/liga-inggris/cerita-dari-sang-pengadil-lapangan-hijau/