Posted by : Zulfikar Alfayed
Selasa, 23 April 2013
Tag :// England Football
Dalam hal bernilai tidaknya sebuah klub, Real Madrid mungkin menjadi tim yang lebih baik versi Forbes, tapi Manchester United punya cara tersendiri meraih kesuksesan.
Dulu, saat keluarga Glazer mengambil alih kepemilikan Manchester United. Tak sedikit fans yang gondok. Manchester United dinilai menjadi lebih komersil sekarang.
Tapi pada akhirnya, faktor komersil itu yang bisa mengantar mereka meraih kesuksesan di Liga Primer Inggris, terutama di musim ini.
Secara statistik, Manchester United mencatat banyak kesepakatan bisnis dengan sejumlah perusahaan. Di Indonesia sendiri, sejumlah pihak bersedia mendanai klub terkaya Inggris itu. Sebutlah Bank Danamon.
Kesuksesan United menjaring sejumlah perusahaan untuk mendanai klub tak bisa dilepaskan dari kerja keras para pemasar. Ed Woodward, mantan bankir investasi, menjadi kepalanya, menggantikan David Gill. Dia menjalankan peran sebagai salah satu eksekutif klub yang menentukan bagaimana roda bisnis di United dijalankan.
Bersamanya, Manchester United bisa menandatangani kesepakatan yang nilainya luar biasa untuk membantu operasional klub, mendatangkan pemain bintang hingga menggaji orang-orang di dalam klub itu sendiri.
Woodward juga memiliki andil untuk menentukan bagaimana citra Manchester United di khalayak publik. Hal ini juga ada kaitannya untuk meningkatkan nilai saham mereka di pasaran.
Dan hasilnya, raksasa bisnis dunia pun tertarik untuk berinvestasi ke Manchester United. Pabrikan mobil kelas wahid asal Amerika Serikat, General Motors, dan Kansai, perusahaan cat tembok asal Jepang, bersedia mengucurkan dana yang tidak sedikit untuk membantu Manchester United terus bergulir.
Ada juga Aon, yang logonya kemudian muncul di jersey utama United, atau DHL yang terpampang di jersey latihan. Jangan lupakan juga Nike.
Diakui Woodward, dalam pernyataannya kepada BBC beberapa waktu lalu, Manchester United memang sengaja untuk melanjutkan operasi mereka mengeruk dana dari sponsor. Alasannya jelas, biaya operasional mereka memang tinggi dan investasi yang harus dilakukan juga besar.
Dengan nilai jual per lembar saham mencapai $19, atau mungkin lebih sekarang ini, nilai Manchester United akan menjadi lebih besar pula. Tak bisa dimungkiri, kekuatan uang tetap memiliki kendali atas sukses sebuah klub, terlepas apakah itu begitu dominan atau tidak.
Dari situlah kemudian skuat Sir Alex Ferguson bisa meretas jalan ke tangga kesuksesan di musim ini. Mendatangkan Shinji Kagawa dan Robin Van Persie menjadi langkah awal yang diambil. Nilai transfer keduanya terbilang besar, tapi hasilnya juga lebih luar biasa.
Pemain-pemain mahal ini, juga pemain yang sudah lebih dulu bergabung dan bergaji besar, seperti Wayne Rooney, Rio Ferdinand dan Nemanja Vidic, yang pada akhirnya memegang kunci sukses kejayaan Manchester United. Di kaki merekalah Sir Alex Ferguson menggantungkan pengaplikasian strategi di lapangan.
Dan hasil akhirnya, trofi Liga Primer Inggris sudah pasti menjadi milik Manchester United, setelah dinihari tadi memastikan perolehan poin mereka tak lagi terkejar berkat kemenangan 3-0 atas Aston Villa. Gelar tersebut menjadi gelar ke-13 sejak era Liga Primer, dan menjadi trofi kelima dalam tujuh musim terakhir.
Tak salah jika kemudian menilai tim marketing Manchester United pantas mendapatkan kredit khusus atas kesuksesan tersebut. Dengan mereka, Manchester United tak perlu menjual pemain bintang mereka, seperti ketika mereka harus melepas Cristiano Ronaldo karena jeratan utang.
Simon Chadwick, profesor dari Universitas Coventry, yang fokus meneliti perkembangan bisnis di sepakbola, bahkan menyanjung Manchester United sudah bisa meraih kesuksesan di dalam dan luar lapangan.
"Ada strategi jangka panjang digunakan United. Sekarang Glazer mulai bisa mengatasi masalah utang, yang membuat klub bisa lebih fokus pada pendapatan ketimbang harus melakukan penyesuaian biaya pengeluaran," sanjungnya.
Dan hasilnya, terlepas hasil di dalam lapangan, United termasuk klub dengan kondisi keuangan yang ada dalam kategori sehat. Pada akhir 2012, United bisa memangkas jumlah utang klub menjadi 367 juta pounds. Tahun sebelumnya, utang United mencapai 439 juta pounds.
Dengan kondisi keuangan yang sehat, berkat kebijakan finansial dan marketing mereka yang bagus, United boleh menatap musim depan dengan jauh lebih optimistis. Musim ini, dengan satu gelar juara, yaitu trofi Liga Primer, sudah menjadi awal yang bagus.
Selamat Manchester United, atas prestasi di dalam dan luar lapangan. Mereka pantas mendapatkannya.
Source: http://www.goal.com/id-ID/news/1108/sepakbola-inggris/2013/04/23/3924766/analisis-marketing-rahasia-sukses-manchester-united?ICID=AR_TS_3