Tidak akan ada kecemburuan dalam diri Rosicky dan Wilshere.
“Jika Anda mendapatkan gol dan mendapatkan rangkaian pertandingan di posisi favorit Anda, kepercayaan diri Anda akan berkembang dan permainan Anda juga begitu,” ujar Danny Welbeck kepada situs resmi Arsenal mengenai keberhasilannya mencetak tiga gol ke gawang Galatasaray; menorehkan hattrick pertama sepanjang karirnya.
berita bola,berita bola terkini,sepak bola,football manager super soccer,klasemen liga inggris, jadwal sepak bola,prediksi bola,liga inggris,liga champion,arsenal,Arsene Wenger,Mesut Ozil
Sederhana, namun ada baiknya Arsène Wenger mendengarkan apa yang dikatakan oleh Welbeck. Bukan untuk dirinya sendiri, bukan pula demi Welbeck yang menginginkan posisi yang sama dengan Olivier Giroud dan Yaya Sanogo (dan Lukas Podolski, dan Theo Walcott, dan Alexis Sánchez, para penyerang sayap yang juga memendam keinginan untuk bermain sebagai penyerang tengah).
berita bola,berita bola terkini,sepak bola,football manager super soccer,klasemen liga inggris, jadwal sepak bola,prediksi bola,liga inggris,liga champion,arsenal,Arsene Wenger,Mesut Ozil













Ada baiknya Wenger mendengarkan apa yang diucapkan oleh Welbeck demi Mesut Özil. Sudah bukan rahasia lagi jika di Arsenal, Özil tidak bermain di posisi favoritnya. Hal ini, walau tidak diakui secara langsung oleh Özil (yang mengklaim bahwa ia dapat bermain dengan sama baiknya di posisi manapun yang diperintahkan oleh Wenger), bisa jadi merupakan salah satu alasan dari belum maksimalnya penampilan Özil sejak hijrah dari Real Madrid.

Terdengar sederhana, bukan? Pada prakteknya tidak demikian. Memberi Özil kesempatan untuk bermain di posisi favoritnya akan menimbulkan kecemburuan dalam diri para pemain lain yang juga dapat memainkan peran pemain nomor 10: Tomáš Rosický dan Jack Wilshere.
berita bola,berita bola terkini,sepak bola,football manager super soccer,klasemen liga inggris, jadwal sepak bola,prediksi bola,liga inggris,liga champion,arsenal,Arsene Wenger,Mesut Ozil













Terlihat rumit? Rasanya tidak. Kecemburuan tak akan dirasakan oleh Rosický dan Wilshere sebagaimana keinginan untuk bermain di posisi penyerang tunggal ditunjukkan oleh Podolski dan Walcott. Rosický sudah terlalu tua untuk terus bermain sejak menit pertama, sedangkan Wilshere belum lama ini mengakui bahwa dirinya merasa nyaman bermain sebagai holding midfielder sejak dipercaya untuk memainkan peran tersebut di Tim Nasional Inggris.
berita bola,berita bola terkini,sepak bola,football manager super soccer,klasemen liga inggris, jadwal sepak bola,prediksi bola,liga inggris,liga champion,arsenal,Arsene Wenger,Mesut Ozil













Jadi, pemecahannya sederhana: berikan peran nomor 10 kepada Özil. Memunculkan kebintangan seorang pemain dengan memintanya memainkan peran baru memang berkali-kali berhasil dipraktekkan oleh Wenger (Thierry Henry, Bisan Lauren. Robin van Persie, Calum Chambers), namun untuk Özil, rasanya akan lebih bijaksana jika Wenger membiarkan pemain Jerman tersebut memainkan peran yang ia sukai dan, tentunya, ia kuasai.

Source: http://www.supersoccer.co.id/liga-inggris/nomor-10-untuk-ozil/

Nomor 10 untuk Ozil

Posted by Zulfikar Alfayed
Jumat, 03 Oktober 2014
Apakah mereka bisa finish di zona Eropa musim ini?
Liga Inggris baru berjalan selama dua bulan, enam matchday lebih tepatnya. Masih terlalu dini untuk memprediksi klub mana yang akan menjadi juara atau klub mana yang akan terpuruk. Perjalanan masih panjang, ada 32 matchday yang harus dilewati. Namun ada sebuah fenomena menarik di EPL awal musim ini. Fenomena itu bernama Southampton.
Klub ini pada bursa transfer lalu harus mengobral beberapa pemain andalannya dan melepas manajer mereka musim lalu ke klub EPL lain. Sebut saja pemain kunci mereka musim lalu yang tampil apik semisal Rickie Lambert, Adam Lallana, Dejan Lovren, dan Luke Shaw mereka secar bersamaan pergi, belum lagi beberapa pemain lainnya. Namun saat ini klub yang berasal dari pantai selatan Inggris tersebut berada di peringkat kedua klasemen sementara. Memang terlalu dini untuk mengatakan Soton akan sukses musim ini. Dan akan sangat berlebihan jika menganggap mereka pasti berada di zona Eropa pada akhir musim.
berita bola,berita bola terkini,sepak bola,football manager super soccer,klasemen liga inggris, jadwal sepak bola,prediksi bola,liga inggris,liga champion,ronald koeman,Southampton














Namun ada beberapa hal penting yang mungkin bisa membuat Southampton berada di zona Eropa akhir musim nanti. Mengutip dari EPL Index, berikut beberapa faktor yang membuat Southampton menjadi penantang serius zona Eropa musim ini:
berita bola,berita bola terkini,sepak bola,football manager super soccer,klasemen liga inggris, jadwal sepak bola,prediksi bola,liga inggris,liga champion,ronald koeman,Southampton














Start yang Impresif
Pada matchday pertama EPL Southampton yang ditinggalkan banyak pemain kunci harus bertekuk lutut di Anfield. Mereka kalah 2-1 oleh anak asuh Brendan Rodgers, dan banyak yang beranggapan kekuatan Soton sudah hilang setelah ditinggal beberapa pemain kuncinya. Pekan kedua mereka juga hanya mampu imbang 0-0 saat menjamu West Bromwich di St Marry.
Namun secara berturut-turut mereka mampu menang pada empat match selanjutnya melawan West Ham, Newcastle, Swansea dan QPR. Ini merupakan start awal yang sangat baik bagi anak asuh Ronald Koeman. Saat ini mereka ada di posisi dua dibawah Chelsea berjarak hanya tiga poin dan unggul dua poin atas Manchester City. EPL baru berjalan dua bulan dan start awal yang baik bisa menjadi modal penting bagi sebuah tim untuk mengarungi musim yang panjang, dan Soton punya itu.
berita bola,berita bola terkini,sepak bola,football manager super soccer,klasemen liga inggris, jadwal sepak bola,prediksi bola,liga inggris,liga champion,ronald koeman,Southampton














Ronald Koeman
Ketika para pemain kunci 'disebar' ke klub lain, sang manajer terdahulu Soton pun ikut pergi juga. Mauricio Pochettino hengkang dan digantikan oleh pelatih asal Belanda Ronald Koeman. Dan bukan pekerjaan mudah bagi mantan pemain Barcelona ini untuk menangani tim papan tengah seperti Soton.
Namun start impresif Soton musim ini bisa jadi karena ada andil sangat besar dari sang manajer. Koeman biasa menjadi pelatih di Eredivisie Belanda, dan obral pemain seperti yang dilakukan Soton musim ini tak terlalu begitu berpengaruh baginya, karena di Liga Belanda kejadian seperti ini sudah sering terjadi. Bahkan bisa dibilang beberapa klub besar Eredivisie bisa kehilangan 50% pemainnya dalam satu masa transfer. Koeman yang biasa menghadapi hal ini tak akan kaget dan tak akan kaku untuk membentuk tim dari awal lagi bersama Southampton.
 berita bola,berita bola terkini,sepak bola,football manager super soccer,klasemen liga inggris, jadwal sepak bola,prediksi bola,liga inggris,liga champion,ronald koeman,Southampton
Graziano Pelle
Pemain asal Italia Graziano Pelle dibawa dari Eredivisie oleh Koeman untuk berkarir di EPL. Motivasinya hanya satu, menunjukkan pada federasi Italia bahwa ia merupakan striker tajam dan pantas berseragam Gli Azzurri. Pada saat di Feyenoord Pelle menunjukkan bahwa ia bukan pemain sembarangan, musim pertamanya saat ia dipinjamkan berhasil mencetak 27 gol dari 29 penampilan, dan di musim keduanya ia tetap konsisten mencetak gol dengan 23 gol dari 28 penampilan.
Dan ketajaman luar biasanya di negeri kincir angin sepertinya mulai berbuah manis ketika awal musim ini bergulir. Enam laga EPL empat gol dan satu assist telah dibuat Pelle. Kehilangan Rickie Lambert dan cederanya Jay Rodriguez di Soton sepertinya tak berpengaruh banyak melihat performa Pelle yang menawan di awal musim.
Pelle yang cepat beradaptasi dengan EPL akan bahu membahu dengan pasangan emasnya semenjak di Feyenoord Dusan Tadic untuk mengangkat nama Southampton. Jika Pelle tak berhenti mencetak gol seperti di Eredivisie, bukan tak mungkin Soton akan menjelma menjadi tim yang menakutkan musim ini.
 berita bola,berita bola terkini,sepak bola,football manager super soccer,klasemen liga inggris, jadwal sepak bola,prediksi bola,liga inggris,liga champion,ronald koeman,Southampton














Sialnya Tim Besar Lain
Awal musim ini kurang baik bagi para klub tradisional zona Eropa EPL (kecuali Chelsea) dan hal tersebut menjadi sebuah keuntungan sendiri untuk The Saints. Manchester United masih beradaptasi dengan pelatih dan pemain baru sehingga jarang menang. Liverpool lebih parah lagi, hilangnya Suarez membuat mereka sering kalah. Manchester City dan Arsenal juga kerap kerepotan menghadapi lawan masing-masing dan jadwal mereka sangat kurang bersahabat di awal musim. Everton dan Spurs, entah kenapa juga ikut-ikutan tidak konsisten awal musim ini.
Ketidak konsistenan para klub penghuni zona Eropa ini membuat Soton yang punya start baik bisa memanfaatkan keadaan. Apalagi jika klub diatas masih saja tidak konsisten hingga Oktober berakhir dan Soton punya performa sebaliknya, maka bukan tak mungkin klub milik Katharina Liebherr ini akan jadi penggangu para klub langganan zona Eropa di akhir musim nanti.
berita bola,berita bola terkini,sepak bola,football manager super soccer,klasemen liga inggris, jadwal sepak bola,prediksi bola,liga inggris,liga champion,ronald koeman,Southampton
Memang terlalu dini mengatakan Southampton akan sukses musim ini, namun jika faktor diatas terus berlangsung baik bagi Soton maka bukan tak mungkin enam besar di akhir musim bisa menjadi milik mereka.
"The Saints will be serious Contender this season. Be careful."

Source: http://www.supersoccer.co.id/liga-inggris/mungkinkah-southampton-menjadi-penantang-serius/

Klub yang selalu tampil di Liga Champions dan paling sukses di ibukota, The Gunners siap untuk tetap menjadi klub elite London beberapa tahun ke depan di bawah asuhan Wenger.
Lanskap sepakbola London berubah di luar perkiraan dalam 127 tahun terakhir, tapi ada satu yang tetap: posisi Arsenal yang tak terbantahkan sebagai raja ibukota.
Sejak permulaan yang sederhana sebagai tim pabrik amunisi yang berbasis di Woolwich hingga menjadi raksasa global, mereka terus berinovasi dengan berlandaskan pada moral dan nilai yang ditanamkan oleh Herbert Chapman pada 1930-an, sehingga menjadi klub yang tetap dan berkembang dengan kualitas tinggi.
Meski adanya keagungan dan kemegahan dekorasi seni Highbury, dilengkapi dengan ruangan-ruangan berkeramik, namun keberhasilan itu tidak terjadi sebelum Chapman terpilih pada 1925 ketika klub mulai menikmati kesuksesan di lapangan. Di bawah kendalinya, Arsenal mendominasi pertandingan pada 1930-an, dengan memenangi tujuh penghargaan besar, di mana Chapman berjasa pada tiga di antaranya, sebelum ia meninggal secara mendadak di usia 55 tahun.
Arus tetap kesuksesan itu membantu memasukkan klub ke dalam peta, tapi itu semua berkat ide-ide dan inovasi-inovasi visioner Chapman sehingga klub menuju jalan kebesaran.
Ia memastikan Highbury menjadi salah satu stadion paling ikonis dalam sepakbola dunia, dengan perhatiannya pada hal-hal detil, seperti instalasi pintu putar elektronik, sistem PA, dan tentunya yang cukup membanggakan, jam terkenal yang menempel di bagian atas selatan selama beberapa dekade.
Chapman membantu menjalin komunikasi dengan komunitas lokal dalam melobi stasiun bawah tanah Gillespie Road untuk diubah nama menjadi Arsenal (satu-satunya pemberhentian di jaringan bawah tanah yang diberi nama setelah klub sepakbola), tapi ia juga pandangan ke depan untuk memastikan nama klub menjadi begitu dikenal, bahkan mengalahkan nama London utara mereka.

Jauh sebelum dibentuk kompetisi oleh UEFA, Arsenal sudah memulai tur Eropa. Chapman berjasa terhadap terselenggaranya seri pertandingan kandang-tandang lawan tim-tim seperti Racing Club Paris.
Masa-masa perang mengurangi dominasi Arsenal di pertandingan Inggris sehingga membuat klub-klub lain bisa mengimbangi, tapi mereka tetap saja masih bersinonim dengan kesuksesan. Pada 1970, mereka menjadi hanya klub London kedua yang memenangi trofi besar Eropa, menggondol gelar Piala UEFA di hadapan lebih dari 50.000 fans yang memadati Highbury.
Mereka meneruskan kesuksesan itu satu tahun kemudian dengan menjadi hanya tim ketiga dalam sejarah sepakbola Inggris menjuarai liga dan Piala FA. Charlie George menyediakan salah satu gambar paling ikonis sepanjang masa dengan perayaan ketika mencetak gol penentu kemenangan lawan Liverpool.
Klub itu harus menunggu selama 18 tahun kemudian untuk memenangi gelar liga lainnya lagi, tapi kondisi kemenangan dengan sangat tipis membuat kesuksesan ini sangat bernilai. Mereka perlu mengalahkan Liverpool di Anfield dengan dua gol lewat aksi Michael Thomas, yang digambarkan lewat komentator legendaris, Brian Moore, "klimaks yang luar biasa di musim liga seperti ini" dengan mencetak gol penting di detik-detik pengujung kompetisi.
Kesuksesan itu adalah bagian dari koleksi trofi yang tak tertandingi oleh klub London. The Gunners sudah memenangi total 40 trofi besar -- hanya Manchester United dan Liverpool yang bisa menang lebih banyak di Inggris -- nyaris menggabung apa yang diraih Chelsea dan Tottenham, meski mereka harus menunggu sembilan tahun untuk mengakhiri puasa gelar di Wembley berkat gol penentu kemenangan dramatis Aaron Ramsey di Piala FA.
Klub milik Roman Abramovich menjadi ancaman terbesar terhadap posisi Arsenal sebagai yang terbesar di London, tapi meski Chelsea sempat menikmati periode kesuksesan, namun mereka tidak bisa mandingi Arsenal untuk konsistensi atau sebetas ukuran.
The Gunners telah memenangi 13 gelar Divisi Kesatu dan Liga Primer, dibandingkan Chelsea yang baru empat, dan rekor yang sama untuk keduanya, 11 gelar Piala FA. Arsenal mengumpulkan poin tertinggi kedua di sepakbola papan atas Inggris dan rekor yang masih berlangsung untuk periode tak tertandingi untuk waktu yang panjang di divisi tertinggi.
Di bawah kendali Arsene Wenger, klub bersaing di liga musim 2003/04 yang tak terkalahkan dengan berisi sejumlah pemain bagus seperti, Thierry Henry, Patrick Vieira, dan Dennis Bergkamp, yang pernah ada dalam sepakbola Inggris.
Arsenal masih tetap bermain di Liga Champions dan lolos di kompetisi ini dengan rekor 17 musim secara berturut-turut, meski mereka sempat terkendala keuangan sehingga harus pindah ke Emirates Stadium yang berkapasitas 60.000 -- stadion klub terbesar kedua di Inggris.
Untuk mencapai kekuatan Arsenal dan untuk seterusnya, pada dua tahun pertama mereka kembali ke kompetisi elite Eropa, klub memutuskan untuk memainkan pertandingan-pertandingan mereka di Wembley Stadium yang berkapasitas 90.000 penonton yang ingin menyaksikan tim kesayangan bermain seperti Barcelona dan Dynamo Kiev. Situasi sebaliknya ketika Chelsea secara reguler harus berjuang untuk bisa memenuhi stadion Stamford Bridge di pertandingan-pertandingan Liga Champions.
Capaian global Arsenal meningkat secara signifikan sebagai hasil dari terusnya mereka tampil di Liga Champions dan komitmen untuk bermain cepat, sepakbola mengalir bebas di bawah asuhan Wenger. Mereka satu-satunya klub Liga Primer yang punya lebih dari empat juta pengikut di Twitter dan 25 juta like di Facebook.
Di rumah sendiri, 250.000 fans menyambut kepahlawanan Arsenal usai menjuarai Piala FA dengan melapisi jalan-jalan di Islington, sebagai pertanda bahwa jantung klub besar ini masih ada.


Source: http://www.goal.com/id-ID/news/1108/sepakbola-inggris/2014/07/09/4946491/mengapa-arsenal-masih-menjadi-klub-london-terbesar?ICID=TP_NL_9

Mengapa Arsenal Masih Menjadi Klub London Terbesar

Posted by Zulfikar Alfayed
Jumat, 11 Juli 2014
Satu tahun, dua kali mati. Mungkinkah?
Di bawah pimpinan Pep Guardiola dan dengan gaya bermain tiki-taka yang diterapkan oleh nama yang sama, FC Barcelona merasakan kejayaan dengan menguasai Eropa dan dunia. Empat belas gelar juara di tingkat domestik, kontinental, dan dunia adalah bukti nyata. Hebatnya, gaya bermain ini pun mampu membawa kejayaan untuk Tim Nasional Spanyol. Dua gelar juara Eropa pada tahun 2008 dan 2012, serta gelar juara Piala Dunia pertama untuk Spanyol pada tahun 2010 seolah menegaskan bahwa tiki-taka adalah rahasia keberhasilan dalam menguasai dunia.
berita bola,berita bola terkini,sepak bola,football manager super soccer,klasemen liga inggris, jadwal sepak bola,prediksi bola,liga inggris,liga champion,Spanyol,Piala Dunia 2014
Begitukah adanya? Bisa jadi. Namun jika pernyataan tersebut diucapkan di hadapan para pendukung Tim Nasional Belanda, maka Anda akan ditertawakan. Kecerdasan Louis van Gaal tak hanya mampu meredam kekuasaan tiki-taka, namun lebih dari itu. Belanda bahkan bisa sampai menghancurkan Spanyol dengan skor 5-1. Hebatnya, mereka melakukannya setelah terlebih dahulu tertinggal. Apakah kemenangan Belanda tersebut menjadi bukti bahwa tiki-taka telah mati? Apakah hal ini menjadi pertanda bahwa Spanyol telah habis?
berita bola,berita bola terkini,sepak bola,football manager super soccer,klasemen liga inggris, jadwal sepak bola,prediksi bola,liga inggris,liga champion,Spanyol,Piala Dunia 2014
Berkaca kepada Barcelona, jawabannya seharusnya ya. Di akhir kepemimpinan Pep, di musim terakhirnya di Barcelona, ia hanya berhasil menyumbang satu gelar saja. Sebuah pertanda. Diteruskan oleh Tito Vilanova, Barcelona tetap berhasil menjadi juara walau hanya di La Liga saja. Di Eropa, tiki-taka mereka dihancurkan oleh kegemilangan Bayern München dan manager mereka kala itu, Jupp Heynckes. Pertanda lainnya.
Ketakutan para pendukung Barcelona akan berakhirnya sebuah era akhirnya terbukti. Musim 2013/14, bersama Tata Martino, Barcelona tak mendapatkan gelar apapun. Lengkap sudah bukti yang menyebutkan bahwa tiki-taka telah mati. Mereka yang masih optimis, bagaimanapun, berkeras bahwa harapan masih ada. Harapan berjuluk La Furia Roja yang akan berlaga di Piala Dunia. Harapan yang, setelah melihat pertandingan pertama pemikulnya, memudar perlahan.
berita bola,berita bola terkini,sepak bola,football manager super soccer,klasemen liga inggris, jadwal sepak bola,prediksi bola,liga inggris,liga champion,Spanyol,Piala Dunia 2014
Tiki-taka Barcelona mati di tahun ini. Bukan tak mungkin hal yang sama juga akan terjadi kepada Tim Nasional Spanyol. Masih terlalu dini, memang, untuk mengklaim bahwa Spanyol tak bisa menjadi juara dan berkuasa lagi. Toh pada tahun 2010, mereka juga memulai Piala Dunia dengan sebuah kekalahan. Kita hanya tinggal menunggu hasil pastinya saja. Hasil yang mungkin baru akan kita dapatkan pada 13 Juli. Atau, bisa jadi, lebih cepat dari itu. Siapa yang tahu...

Kekalahan Spanyol, Matinya Sebuah Era?

Posted by Zulfikar Alfayed
Selasa, 17 Juni 2014
Dewi Fortuna sedang enggan dekat ke West Ham
Manajer baru Crystal Palace, Tony Pullis bisa bernapas lega pada pertandingan debutnya. West Ham berhasil ditaklukan 1-0 di Selhurst Park. Benarkah Palace menang karena memang mendominasi pertandingan atau hanya keberuntungan saja? Berikut beberapa hal penting yang terjadi selama pertandingan seperti dirilis laman Premier Leagye.
Membombardir Tiang Jauh
downing
Stewart Downing menjadi kekuatan utama West Ham, serangannya dari sisi kiri pertahanan Palace bertujuan untuk mengirim crossing sebanyak mungkin ke tiang jauh. Tujuannya adalah membuat kerja fullback kanan Palace kerepotan, ditambah kehadiran Kevin Nolan dan Mohammed Diame dari lini tengah. Namun Palace beruntung memiliki Jason Puncheon. Gelandang kanan ini rajin turun ke lini belakang untuk meringankan kerja Ward.
Free-kick yang Terencana
west ham free kick
Nolan almost scored fro, this free kick
West Ham mendapat 2 kesempatan free-kick yang bisa dimanfaatkan jadi gol. Di kesempatan pertama, Kevin Nolan memberikan umpan pada Mark Noble yang berdiri bebas yang menciptakan kekacauan pada lini belakang Palace namun belum membuahkan gol. Free-kick kedua, Noble memberi umpan pada Downing yang melepaskan tendangan voli yang gagal merubah skor. Padahal ada Nolan yang berdiri bebas.
Pengaruh Chamakh
chamakh
Maroune Chamakh harusnya jadi tanggung jawab Noble. Namun Noble sering terlambat memberikan pengawalan tiap Chamakh mendapat bola. Posisi pemain Maroko itu yang selalu di depan 4 bek West Ham, mengakibatkan banyak pelanggaran dimenangkannya (3 kali).

Manfaatkan Bola Muntah
dikgachoi
Kedua tim banyak melepaskan umpan diagonal ke gawang lawan, hal ini membuat bola muntah banyak mengalir ke lini kedua. Palace melalui Mile Jedinak dan Kagisho Dikgacoi memenangi sisi rebound.
Gol Tunggal
m chamakh
Gol heading Chamakh terjadi karena terjadi kesalahan di lini belakang West Ham. Anak asuh Allardyce masuk terlalu ke dalam, mengakibatkan Chamakh berdiri tanpa kawalan. Gol ini menohok West Ham, karena jadi satu-satunya gol yang terjadi di pertandingan ini.
Kesimpulan
palace
Palace tak terlalu tampil spesial, West Ham juga tampil tak buruk. Kemenangan Pullis belum jadi memberi garansi bahwa taktiknya sudah baik. Hanya saja Dewi Fortuna sedang enggan dekat ke West Ham.

sumber: supersoccer

Analisis Pertandingan: Kemenangan Penting Palace atas West Ham

Posted by Zulfikar Alfayed
Jumat, 06 Desember 2013
Memungkinkan Brasil, Italia dan Inggris berada dalam satu grup
FIFA secara mengejutkan membuat sistem baru pengundian Piala Dunia Brasil 2014. Pengundian yang akan dilakukan di Bahia pada Jumat (6/12) ini memperkenalkan “Pot X” sebagai sistem baru pengundian. Untuk tahu apa itu pot X, kita perlu tahu latar belakang dipakainya sistem ini.
world cup
Di Piala Dunia kali ini, ada 13 negara Eropa yang berpartisipasi, 4 di antaranya sudah masuk pot 1. Sembilan negara lainnya sedianya akan dimasukkan ke pot 4. Namun karena 1 pot berisi 8 negara, maka FIFA melakukan pengundian awal. Pengundian awal ini akan menentukan mana 1 dari 9 negara Eropa itu yang akan dipindahkan ke pot 2 yang berisi 5 negara asal CAF (Afrika) dan 2 non-unggulan asal CONMEBOL (Amerika Selatan).
Nah “Pot X” ini berisi negara-negara CONMEBOL yang berada di pot 1. Brasil, Argentina, Kolombia dan Uruguay akan diundi mana yang akan bergabung dengan dengan tim Eropa yang dipindahkan ke pot 2. Hal ini untuk menghindari ada 3 negara Eropa dalam 1 grup.
Karena pengundian tim Eropa mana yang akan dipindah ke pot 2 berlangsung random, maka tak menutup kemungkinan akan ada grup yang berisi Brasil, Italia dan Inggris. Hal ini sebenarnya di luar kebiasaan FIFA. Pada Piala Dunia 2006, dengan jumlah partisipan Eropa yang sama yakni 13, Serbia-Montenegro yang saat itu memiliki peringkat terendah langsung dipindahkan ke pot 2. Di 2014 ini, Perancis yang seharusnya ada di posisi itu. Namun peraturan baru FIFA ini malah diterapkan dan memungkinkan 3 raksasa akan bertempur sejak fase grup.
pot x prosedur
sumber: fifa.com

Mengenal Sistem Pot X

Posted by Zulfikar Alfayed

Popular Post

About Me

- Copyright © 2013 The Gunners -Sao v2- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -